Thailand Revisi RUU Kasino, Respons terhadap Kekhawatiran Publik


Thailand Revisi RUU Kasino, Respons terhadap Kekhawatiran Publik

Rancangan Udang-undang (RUU) Thailand mengenai perjudian direvisi dan dirilis pada 15 Februari lalu, ruang kasino pun dibatasi.

Thailand akhirnya merevisi RUU pelegalan judi di kompleks hiburan. Revisi menjadikan aturan lebih ketat usai orang-orang di sana menentang rencana legalnya perjudian.

Pemerintah Thailand Desak Reformasi Kasino Demi Pasar Game Global

Tujuan pemerintah Thailand adalah menambah pendapatan dan mengatasi masalah sosial. Di saat yang sama pemerintah juga ingin menjadikan Thailand sebagai pesaing kuat di market game global.

Undang-undang pun direvisi dan dipublikasikan pada 15 Februari lalu, di mana dari RUU yang bari ditetapkan batas ruang kasino sebanyak 10% dari setiap kompleks hiburan di sana. Tidak hanya itu, dari undang-undang yang baru pun mengharuskan pintu masuk kasino terpisah, jika warga Thailand ingin main judi maka harus menginformasikan keuangan mereka.

Aturan baru ini bertujuan mengurangi terjadinya kecanduan judi yang kerap kali terjadi di dunia. Kompleks hiburan rencananya mencakup empat bisnis lain, seperti pusat perbelanjaan, hotel, klub kapal pesiar, dan taman hiburan. Jadi fokus mereka lebih ke pariwisata dan hiburan.

Para pejabat terkait telah menjelaskan bahwa mereka nantinya akan memilih lokasi kasino berdiri. Ada kelompok khusus yang punya tanggung jawab untuk menyetujui situs.

Seperti yang diketahui, pemerintah Thailand memang mengaku bahwa dengan meresmikan kasino legal maka keuangan untuk negara pun bertambah. Mereka berharap agar lebih banyak uang asing yang masuk, kemudian pajak yang didapat juga lebih banyak. Beberapa nama besar kasino digadang-gadang akan dibangun di Thailand seperti Resor MGM, Las Vegas Sands, Galaxy Entertainment, dan Resor Wynn.

Banyak Masyarakat Menentang Legalisasi Kasino

Sayangnya rencana legalisasi kasino di Thailand tidak berjalan mulus, lantaran banyak masyarakat di sana yang menentangnya. Para ahli sebenarnya menduga bahwa Thailand nantinya akan menjadi pemain besar di pasar game global. Tahun lalu saja Citigroup merilis laporan keuangan yang menyatakan bahwa kasino Thailand bisa saja menghasilkan uang senilai $ 9,1 miliar per tahun.

Jika hal tersebut terjadi maka Thailand mampu mengalahkan Singapura, namun tetap berada di bawah Makau dan Las Vegas.

Meski legalisasi kasino dan perjudian di Thailand bisa memberikan pendapatan besar, ada masyarakat yang menentang kebijakan tersebut. Setidaknya ada lebih dari setengah masyarakat di Thailand yang tidak mendukung rencana pemerintah seperti membuat legalisasi judi online dan perizinan investasi kasino. Masyarakat tersebut khawatir mengenai bahaya kecanduan judi dan berbahaya bagi masyarakat di sana.

Dalam mengatasi masalah tersebut, RUU pun diperbarui sehingga aturan lebih diperketat untuk warga negara Thailand yang ingin masuk ke kompleks kasino. Penduduk setempat juga harus menunjukkan bukti rekening bank dengan minimal saldo 50 juta baht ($ 1,5 juta) yang disimpan selama enam bulan. Sedangkan aturan bagi tamu asing adalah minimal berusia 20 tahun.

Undang-undang ini memastikan masyarakat Thailand tetap mendapatkan kesempatan kerja di bidang tersebut. Pemilik kasino wajib mempekerjakan pekerja lokal di sana dengan jumlah yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang dipimpin oleh Paetongtarn Shinawatra selaku perdana menteri.

Jika dapat persetujuan, perusahaan yang terdaftar di Thailand dengan penyetoran modal setidaknya 10 miliar baht ($ 296,3 juta) untuk membangun kompleks hiburan di sana. Lisensi kasino bertahan selama 30 tahun dengan total biaya 5 miliar baht ($ 148,1 juta) dan 1 miliar baht ($ 29,6 juta) jika ingin diperbarui. Setiap perusahaan bisa memperpanjang lisensi selama 10 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *