Hacker Sault Tribe yang Menyeret Kasino Kewadin Tuntut Klarifikasi Usai Kasus Terungkap


Sault Tribe Hacker yang Menyeret Kasino Kewadin Tuntut Klarifikasi Usai Kasus Terungkap

Hacker misterius menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan upaya untuk berkomunikasi dengan para pemimpin suku, mulai dari pengiriman email, pesan suara, dan posting pesan di jaringan internal, namun belum ada tanggapan dari pihak terkait.

Suku Sault Ste. Marie dari Indian Chippewa melanjutkan tugasnya dalam mengembalikan operasi usai serangan ransomware pada tanggal 9 Februari lalu. Adanya serangan tersebut sangat mengganggu Kasino Kewadin dan layanan lain, para pejabat di sana mencoba melakukan upaya untuk pemulihan sistem.

Di sisi lain, para hacker telah menghubungi lewat surat kabar lokal, di surat tersebut dijelaskan bahwa mereka kecewa karena tidak ada tanggapan dari Sault Ste. Marie.

Hacker Anggap Pemimpin Sault Ste. Marie Abaikan Upaya Negosiasi

Akibat serangan ransomware memberikan dampak yang sangat besar untuk tribe, di mana ada lima Kasino Kewadin yang terpaksa ditutup, mengganggu perawatan kesehatan, dan mengganggu layanan lain. Serangan pun merusak saluran telepon, sistem komputer, dan peralatan game di tribe.

Hal tersebut memaksa para pejabat dalam menutup banyak departemen. Austin Lowes selaku pemimpin tribe berusaha meyakinkan publik bahwa saat ini tengah berlangsung upaya mengembalikan layanan agar bisa normal kembali meski membutuhkan waktu.

Selama berlangsungnya gangguan tersebut, hacker misterius mengirimkan surat ke The Sault Tribe Guardian. Di mana hacker ini mengaku sudah melakukan upaya menghubungi pemimpi tribe beberapa kali seperti mengunggah pesan di jaringan internal, mengirimkan email, dan pesan suara namun tidak ada tanggapan.

Hacker klarifikasi terkait berita yang beredar bahwa pihaknya minta tebusan sebesar $5 juta adalah berita tidak benar. Di mana angka tersebut “spekulatif” karena belum ada pihak dari tribe yang bernegosiasi mengenai hal tersebut.

Apa Tujuan Hacker yang Sebenarnya?

Kasus ransomware sangat mengganggu dan merusak berbagai layanan penting di wilayah tersebut termasuk penutupan paksa beberapa Kasino Kewadin. Apa sebenarnya tujuan dari para hacker ini? Ternyata hacker mengatakan bahwa tujuan mereka adalah uang dan tidak ingin menyakiti pihak manapun, karena mereka hanya ingin uang tunai.

Dari peretasan ini hacker telah mendapatkan lebih dari 100 gigabyte informasi pribadi tribe, total file yang berhasil didapatkan sebanyak 500.000. Hacker mengingatkan jika tidak ada tanggapan dari pihak terkait, maka mereka akan menyebarkan informasi tersebut ke publik pada 19 Februari. Penyebaran informasi ini sangat mungkin merusak ekonomi dan reputasi dari tribe terkait.

Hacker Kritik Keamanan Siber Tribe Ketika Kasino Kewadin Mulai Dibuka

Para hacker mengemukakan kritik mereka terhadap keamanan siber dari tribe terkait, mereka mengatakan ahli IT di sana tidak bisa melindungi data penting. Kurangnya tanggapan bisa jadi masalah ekonomi yang lebih besar.

Dengan ancaman tersebut, tribe mengatakan Kasino Kewadin kembali dibuka secara bertahap dimulai pada 26 Februari. Para pejabat juga belum menanggapi apapun mengenai pembayaran uang tebusan atau pakar keamanan siber telah berhasil mengambil kendali terkait sistemnya.

Berbagai upaya dilakukan demi memulihkan layanan di wilayah tersebut, termasuk layanan kesehatan. Nomor telepon darurat juga sudah disiapkan.

Belum ada surat dari hacker yang dikonfirmasi, namun pakar keamanan siber berpendapat ada kelompok bernama RansomHub di balik kejadian ini. Di mana kelompok RansomHub sendiri punya kaitan dengan serangan ransomware, mereka berusaha mencuri data penting dan meminta uang tebusan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *